Kota Seribu Sungai Banjarmasin - Agent Property Banjarmasin

Agent Property Banjarmasin

Menyediakan Gudang Sewa Dibanjarmasin-Kalimantan Selatan

test banner

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Kamis, 15 September 2016

Kota Seribu Sungai Banjarmasin



Geografis, Letak dan Batas Administrasi

Kota Banjarmasin merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Kota ini terletak pada 3°15' sampai 3°22' Lintang Selatan dan 114°32' Bujur Timur. Kota Banjarmasin nyaris berada di tengah-tengah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terletak di bagian selatan Provinsi Kalimantan Selatan pada ketinggian tempat rata-rata 0,16 meter dibawah permukaan laut dan kondisi wilayah relatif datar. Walaupun luas wilayah Kota Banjarmasin relatif kecil dibandingkan dengan 12 kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan, namun Kota Banjarmasin berada pada posisi yang strategis yakni sebagai gerbang utama perdagangan melalui jalur laut. Sejak dahulu Banjarmasin memegang peranan strategis dalam lalu lintas perdagangan antar pulau, karena terletak di pertemuan antara sungai Barito dan Sungai Martapura yang luas dan dalam. Terletak 22 km dari laut Jawa, sungai-sungai tersebut tentunya dapat dilayari kapal besar sehingga kapal-kapal Samudera dapat merapat hingga Kota Banjarmasin.

Dengan luas ± 98,46 Km2, kota ini dibagi menjadi 5 wilayah administrasi kecamatan, yaitu Kecamatan Banjarmasin Tengah, Banjarmasin Barat, Banjarmasin Timur, Banjarmasin Utara dan Banjarmasin Selatan. Dengan peraturan daerah Nomor 1 Tahun 2010 tanggal 5 Januari 2010 tentang Pemekaran, Perubahan dan Pembentukan Kelurahan dalam Daerah Kota Banjarmasin maka jumlah total kelurahan di Kota Banjarmasin menjadi 52 kelurahan. Kota Banjarmasin memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

· Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Banjar

· Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Banjar

· Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Banjar

· Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Barito dan Kabupaten Barito Kuala


Arah Pengembangan

Kota Banjarmasin memiliki visi ‘Kayuh Baimbai Menuju Banjarmasin Baiman (Bertakwa, Aman, Indah, Maju, Amanah dan Nyaman)’ yang artinya Kota Banjarmasin memiliki enam pilar utama sebagai arahan pengembangan kota yaitu Bertakwa, Aman, Indah, Maju, Amanah, dan Nyaman dengan misi antara lain:

1. Mewujudkan Kota Banjarmasin bertakwa dalam setiap sendi kehidupan masyarakat, dengan mengedepankan pendidikan akhlak dan budi pekerti sehingga terwujud masyarakat Banjarmasin yang religius, berbudi luhur, berbudaya, sehat dan sejahtera

2. Mewujudkan Kota Banjarmasin yang aman, sehat dan kondusif bagi pribadi dan kehidupan bermasyarakat

3. Mewujudkan Kota Banjarmasin indah dengan penataan kota berbasis tata ruang berbasis sungai, guna terwujud kota yang asri dan harmoni.

4. Mewujudkan Kota Banjarmasin yang maju dengan penguatan perekonomian melalui sektor Perdagangan, Perindustrian dan Pelabuhan dengan memperhatikan pemerataan pendapatan, meningkatkan taraf pendidikan, pengembangan dan pelestarian budaya Banjar, kuliner Banjar serta pariwisata sungaiuntuk mencapai kesejahteraan masyarakat.

5. Melaksanakan pemerintahan amanah, ramah, bersih dan profesional berbasis teknologi informasi dan komunikasi, sertamemaksimalkan fungsi melayani sebagai suatu tanggungjawab terhadap masyarakat dan Tuhan YME.

6. Melaksanakan pembangunan infrastruktur yang handal dan berkelanjutan dengan memperhatikan Kesesuaian Tata Ruang, serta pembangunan menyeluruh mulai dari daerah terluar, terpencil dan terbelakang sebagai pembangunan dasar untuk menjadikan kota Banjarmasin nyaman yang ditunjang dengan perbaikan pengelolaan wisata dan pengelolaan pasar tradisional secara professional.


Demografi dan Sosial Budaya

Masyarakat atau penduduk Kota Banjarmasin secara garis besar terdiri dari 2 kelompok yaitu Masyarakat Pribumi dan Pendatang. Kaum pribumi adalah suku Banjar yang merupakan mayoritas dari total penduduk provinsi Kalimantan Selatan. Suku Banjar terdiri dari Suku Banjar Pahuluan dan Suku Banjar Batang Banyu. Kaum Pendatang terdiri dari Suku Jawa, Madura, Bajau, Bugis, Cina dan Arab. Budaya dan tradisi orang Banjar adalah hasil asimilasi selama berabad-abad. Budaya tersebut dipengaruhi oleh kepercayaan Islam yang dibawa oleh pedagang Arab dan Persia.

Penduduk Banjarmasin dikenal taat pada ajaran agama. Sebagaimana agama yang diakui di Indonesia, seperti Islam, Budha, Hindu, Katolik, Protestan, dan Khong Hu Tsu ada di Banjarmasin dan agama yang pemeluknya terbesar adalah agama Islam. Sendi-sendi islami juga tercermin dengan banyaknya acara bernuansa islami seperti meriahnya peringatan hari hari besar islam, seperti Maulid Nabi Muhammad SAW dan semaraknya Pasar Wadai Ramadhan. Walaupun Islam menjadi mayoritas di Kota ini, akan tetapi toleransi antar umat beragama tetap terjalin dengan harmonis. Ini ditunjukkan dengan tidak pernah adanya konflik yang bernuansa agama di Kota ini.

Pengaruh agama Islam di Kota Banjarmasin sangat kuat terhadap segala aspek kehidupan sosial dan budaya masyarakat termasuk bidang ekonomi, hukum, dan politik. Oleh karena itu, sikap dan persepsi masyarakat terhadap berbagai masalah sangat ditentukan oleh pendekatan-pendekatan islami yang menjadi pedoman peri kehidupan pemeluknya. Hal ini ditandai dengan banyaknya langgar (mushalla) serta mesjid yang sangat mudah dijumpai seluruh pelosok kota.

Berdasarkan data jumlah penduduk tahun 1990 sampai dengan tahun 2008, penduduk Kota Banjarmasin berjumlah 627.245 jiwa, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 2,36% . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:


Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran keberhasilan pembangunan, terutama dalam bidang ekonomi. Perkembangan sektor ekonomi yang terbentuk dari laju pertumbuhan akan memberikan gambaran tentang tingkat perubahan ekonomi yang terjadi, dimana pergerakan laju pertumbuhan ini merupakan indikator penting untuk mengetahui hasil pembangunan yang telah dicapai dan berguna untuk menentukan arah dan sasaran pembangunan dimasa yang akan datang. Disamping digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan dibidang ekonomi, angka ini juga memberikan indikasi tentang sejauhmana aktivitas perekonomian yang terjadi pada suatu periode tertentu telah menghasilkan tambahan pendapatan bagi penduduk.

Laju pertumbuhan PDRB perkapita yang riil biasanya didasarkan atas dasar harga konstan yang umumnya digunakan sebagai salah satu alat untuk mengukur ekonomi rakyat secara keseluruhan dalam arti luas, yaitu berapa banyak barang riil dan jasa-jasa yang dihasilkan untuk keperluan konsumsi dan investasi penduduk. Pertumbuhan ekonomi Kota Banjarmasin sebagaimana terlihat pada tabel diatas terus meningkat dalam kurun waktu 4 tahun (2011-2014). Semua sektor terus mengalami pertumbuhan ekonomi. Dapat disimpulkan bahwa selama 4 tahun terakhir di Kota Banjarmasin terjadi proses perbaikan ekonomi dengan rata-rata pertumbuhan PDRB sebesar 0,07% dan mengalami rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 6,07 % per tahunnya. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi Banjarmasin juga akan meningkat di tahun-tahun mendatang.


Sarana dan Prasarana

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi, khususnya industri dan perdagangan di Kota Banjarmasin tidak terlepas dari dukungan sarana dan prasarana yang ada, khususnya infrastruktur jalan dan jembatan. Saat ini seluruh kota dan kabupaten di Kalimantan Selatan sudah terhubung dengan jalur darat dengan ketersediaan armada transportasi yang melayani transportasi antar kota dan provinsi yang berpusat di Kota Banjarmasin. Hal ini tentunya sangat menunjang aktivitas perdagangan di Kota Banjarmasin yang berfungsi sebagai pusat perdagangan. Transportasi laut juga berperan penting bagi pertumbuhan ekonomi Banjarmasin. Sebagian ekspor maupun impor barang dilakukan melalui jalur laut. Aktivitas ini ditunjang oleh pelabuhan Trisakti yang merupakan pelabuhan kelas IA dalam lingkungan PELINDO III. Pelabuhan ini dari waktu ke waktu terus ditambah fasilitas serta areal kapasitasnya, karena volume kapal maupun peti kemas terus meningkat.

Selain transportasi, pertumbuhan ekonomi juga didukung ketersediaan energi listrik yang telah mampu menjangkau 100% kebutuhan listrik di wilayah Kota Banjarmasin. Serta ketersediaan air bersih yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dengan jaringan distribusi yang terus diperluas yang menjadikan Kota Banjarmasin sebagai daerah yang menjanjikan untuk berinvestasi. Selain itu juga sudah didukung jaringan informasi dan komunikasi yang baik dengan hampir semua operator seluler sudah beroperasi. Tumbuh suburnya bisnis perhotelan, perbankan, pusat perbelanjaan modern, dan restoran-restoran juga berpengaruh terhadap roda perekonomian kota Banjarmasin.

Potensi dan Permasalahan Wilayah

Sungai menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Kota Banjarmasin sehingga Banjarmasin mendapat julukan "kota seribu sungai" meskipun sungai yang mengalir di Banjarmasin tak sampai seribu. Sungai menjadi wadah aktivitas utama masyarakat zaman dahulu hingga sekarang, utamanya dalam bidang perdagangan dan transportasi. Sungai-sungai yang membelah kota ini, diupayakan sebagai magnet ekonomi, khususnya pariwisata. Sungai merupakan urat nadi kehidupan dan perekonomian masyarakat Kota Banjarmasin karena selain berfungsi sebagai drainase juga sebagai prasarana transportasi air disamping prasarana transportasi darat yang berkembang sangat pesat akhir-akhir ini.

Suatu Kota yang diidamkan oleh masyarakat adalah permukiman yang layak huni, produktif dan berjati diri. Kota Banjarmasin, seperti kota-kota lainnya sedang berbenah diri menuju kota yang diidamkan oleh masyarakatnya. Pertambahan penduduk yang cepat menjadikan Kota Banjarmasin memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi dan tergolong kategori Kota Besar (> 500.000 jiwa) dengan luas kota yang hanya 80,00 Ha.

Namun, kondisi permukiman tepi sungai Banjarmasin kini semakin tua dan semakin semrawut. Selain disebabkan belum jelasnya orientasi tata ruang kota, juga disebabkan minimnya perhatian pemerintah terhadap arti pentingnya bantaran sungai. Pemandangan di permukiman penduduk di sepanjang Sungai Barito dan Sungai Martapura kini semakin beranjak menjadi kumuh. Lanting-lanting (rumah terapung) yang menjadi ciri khas budaya dan bisa menarik wisatawan itu kini semakin tak tertata dan tak sedap dipandang mata. Air sungainya berwarna coklat dan kadang kehitam-hitaman. Berbagai jenis sampah, ranting, dedaunan, dan lainnya yang berserakan di sungai makin menambah buruknya kualitas air. Selain itu persoalan seperti pendangkalan dan kehilangan garis pantai sehingga sungai menjadi pendek dan menyempit. Di antara ratusan anak-anak sungai Martapura terdapat puluhan yang cuma tinggal nama, sungainya sudah berubah menjadi permukiman, badan jalan, bangunan kantor, dan peruntukan lainnya.

Tata ruang kota merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan pembangunan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pendirian bangunan yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan kota Banjarmasin yang merupakan kawasan rawa sangat berpengaruh terhadap tata air. Akibat adanya pengurukan kawasan rawa menyebabkan kemampuan kawasan rawa sebagai kawasan penyangga yang mampu menyerap air di musim hujan dan mendistribusikannya kembali di musim kemarau menjadi rusak. Hal ini diperparah dengan tidak tertatanya drainase sebagai pengatur keluar masuknya air. Kawasan industri yang lokasinya berada di bantaran sungai dan di tengah-tengah masyarakat tidak dilakukan penataan kembali. Hal ini tentunya sangat mengganggu bagi kondisi kesehatan masyarakat sekitar.

Pembangunan perkotaan yang dilakukan di Banjarmasin masih tidak mengindahkan kaidah-kaidah lingkungan hidup dan penataan ruang kota yang ramah lingkungan. Polusi udara, pencemaran air, masalah sampah, buruknya pengelolaan sungai merupakan penyebab utama berbagai penyakit yang menyerang penduduk kota terutama kalangan bawah. Di satu sisi, pemerintah harus bekerja lebih optimal dalam membangun Kota Banjarmasin dengan bersandar pada aspek lingkungan hidup, sosial-budaya, selain aspek ekonomi.

Banjarmasin sebagai kota sungai, harus merefungsi bantaran sungai bebas dari sampah dan mengatur tata pemukiman daerah agar tertata rapi sebagai ciri khas objek Kota Banjarmasin, menghijaukan kembali bantaran, serta menjadikan halaman muka bangunan dan wajah kota. Meski memakan waktu lama, upaya revitalisasi bantaran kali harus diikuti sosialisasi yang mendorong warga untuk berpartisipasi pindah secara sukarela bergeser (bukan tergusur) ke kawasan terpadu yang komprehensif yang sesuai dengan tatanan kota secara terpadu. Dengan kondisi bantaran sungai yang tertata rapi, warga dapat menyusuri sungai menuju ke berbagai tempat tujuan harian (kantor, sekolah, pasar) dengan aman, nyaman, dan bebas kemacetan sambil menikmati keindahan lansekap tepi sungai. Pengoperasionalan perahu air sebagai alat transportasi air kota (waterway) juga dapat mendukung pengembangan sistem transportasi di Banjarmasin.

Tentunya Kota Banjarmasin dapat bercermin pada satu kota yang terletak di Italia, yaitu Venesia. Kota Venesia sangat terkenal sebagai kota air yang menjadikannya kota pariwisata, dikunjungi oleh ribuan wisatawan setiap tahunnya dengan pemasukan devisa yang sangat besar. Nusantara mempunyai Venesia dari Timur, yang belum dipoles, sehingga belum dapat dipromosikan. Kota Banjarmasin telah mempunyai infrastruktur sebagai kota sungai, yang jika dikembangkan secara konsisten akan menjadi potensi untuk tujuan wisata bahkan hingga mancanegara. Dalam hal ini, perlu keseimbangan pembangunan infrastruktur yang tidak hanya berfokus di darat, namun juga infrastruktur sungai sehingga keberadaan sungai tidak semakin hilang ditelan zaman mengingat salah satu misi Pemerintah Kota Banjarmasin adalah melakukan penataan ruang kota yang berbasis sungai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Halaman